Senin, 11 September 2023

Good by Matematika ?


Dengan perasaan penuh kebencian seorang siswa mengatakan ingin rasanya berpisah dengan matematika. Sang Guru balik menanyakan apakah hal itu mungkin bisa terjadi?

Matematika merupakan ilmu dasar yang ada di mana-mana dan selalu seseorang bertemu dengan konsep maupun pembelajaran yang di dalamnya terdapat ilmu matematika.

Dari bangun tidur misalnya sampai tidur kembali selalu matematika menemani dimanapun berada. Anda tidur di ruangan berbentuk model sebuah balok karena kamar anda berbentuk seperti itu. Membuka baju dengan membuka kancingnya yang berbentuk model tabung kecil ataupun semacam lingkaran dikancing bajunya.

Menuju kamar mandi di bak mandi umumnya berbentuk model balok dengan kucuran air dari kran yang bisa ditentukan debit air sehingga kapan waktunya penuh air ataupun kapan habis air bisa diperhitungkan.

Makan, minum, naik kendaraan bahkan belanja selalu berhubungan dengan matematika. Lalu kebencianmu dengan matematika apakah bisa kamu dengan mudah meninggalkannya? This is impossible to go away from mathematics science.

Bahkan, ya bahkan ketika seseorang sudah meninggal dunia pun tubuhnya yang tidak berdaya itu pun berhubungan dengan matematika. Masuk ke liang lahat berbentuk model balok. Bila muslim dibungkus kain kafan berbentuk daerah persegi panjang dengan potongan-potongan kain yang beraneka. Di tali dengan tali dengan jumlah tertentu umumnya berjumlah ganjil.

Ini yang lebih dahsyat

Ketika memasuki negeri akhirat bahkan Allah Tuhan Yang Maha Kuasa pun nanti akan "bermain dengan matematika".  Kok bisa?

Di negeri akhirat nanti ada satu hari namanya Yaumul Hisab di mana di situ akan dihisab atau dihitung amal baik dan amal buruk mana yang lebih banyak setelah hitungan itu selesai masuklah ke Yaumul Mizan yakni hari di mana ditimbang amal baik dan buruk mana yang lebih berat.

Tampaknya tidaklah mungkin orang meninggalkan matematika sampai nanti di akhirat, ini adalah ilmu dasar di mana-mana ada matematika. Maka jangan benci matematika Jika memungkinkan cintai dan belajarlah untuk menghisab diri sendiri dalam renungan muhasabah.

Wallahua'lam bi showwab.

Sabtu, 09 September 2023

HAORNAS, 9 September 2023

Gelanggang Semangat Pemenang


Gelora untuk menjadi yang tercepat, tertinggi, terkuat, terhebat, dan ter ter ter baik lainnya tentu baik bagi kita semua. Terlebih untuk generasi muda penerus perjuangan bangsa. Gelanggang Semangat Pemenang menginspirasi untuk berbuat terbaik dan menjadi juara dalam lini talenta yang diikuti. 

Lalu apakah ketika menjadi pemenang sudah berada dipuncak kesuksesan ? 

Bahagia dan bisa yakin membanggakan ?

 Jawabnya tentu terdapat relatifitas tergantung bagaimana sudut pandang pemenangan yang dicapai seseorang. 

Bilamana tujuan akhir menjadi pemenang dalam sebuah kompetisi atau perlombaan, tentu ketika menjadi pemenang seakan sudah finish dan mendapatkan kepuasan dalam pencapaian kemenangan.  Semangat berkobar untuk mencapai kemenangan dalam sebuah gelanggang tentu positif untuk sebuah kesuksesan.

Bahkan ketika Rasulullah pulang dari perang Badar yang  dahsyat dengan kemenangan gemilang, beliau sampaikan "kita pulang dari perang yang kecil dan menuju peperangan yang lebih berat lagi, yakni perang melawan hawa nafsu."

Kemenangan dengan berbalut kecurangan, kemenangan dengan buaian keculasan, bahkan kemenangan yang diiringi dengan integritas tinggi namun diikuti dengan kesombongan pun, tentu ini akan berbalik menjadi kekalahan yang hakiki. Sungguh di gelanggang kompetisi integritas harus dijunjung tinggi, namun tidak kalah pentingnya adalah sikap rendah hati ketika kemenangan itu telah diraih akan "menyempurnakan" kemenangan yang dicapai menjadi kemenangan yang lebih dahsat.

Akhirnya semua berpulang kepada individu yang bermain peran dengan semangat di arena / gelanggang untuk menuju kemenangan, pilihan bagaimana bersikap terbaik untuk menuju kemenangan yang hakiki atau kemenangan semu yang justru akan menjadi kekalahan yang sebenarnya.

Semoga tidak salah pilih, atau berbelok arah menjadi pilihan yang salah.

feature ringan

  Veteran Pramuka Moyudan “Tersesat Bahagia” di Magelang Hari itu Sabtu, 25 Oktober 2025, pagi yang sedikit mendung di Pedaran jadi saksi se...