Kamis, 28 Desember 2023

Mawas dhiri

Gito-gito

Gito-gito adalah ungkapan bahasa Jawa yang bermakna sesegera mungkin melaksanakan.

    Begitulah kira-kira apabila kita mendapatkan undangan dari orang penting seperti mendapatkan undangan dari Gubernur, Bupati, Camat, atau pimpinan tertinggi di tempat kita bekerja.

    Persiapan demi persiapan dilakukan agar tidak mengecewakan di saat menghadap ataupun memenuhi undangan tersebut. Hari demi hari mendekati pelaksanaan banyak hal yang kemudian ditinggalkan untuk mementingkan acara yang begitu penting dalam hidupnya karena menyangkut orang yang penting.

    Ada seperangkat kekhawatiran apabila tidak menghadiri undangan sesuai dengan ekspektasi maka akan berpengaruh terhadap kehidupannya baik karir, jabatan, maupun penghasilan yang tentu mempengaruhi kehidupan keluarga.

Namun

    Banyak diantara kita lupa bahwa setiap hari setidaknya kita dipanggil oleh Yang Maha Kuasa untuk meluangkan waktu sebentar berbakti dengan beribadah. Seringkali ini dipenuhi hanya sekedarnya saja, bahkan asal-asalan atau bahkan kita tidak sama sekali memenuhi panggilan tersebut. Sungguh keterlaluan, padahal yang memegang hidup maupun segala apa yang ada di kehidupan kita adalah Dia Yang Maha Kuasa.

    Panggilan harian atau undangan harian yang semestinya ini menjadi prioritas dalam segala lini kehidupan memang dengan mudah dilalaikan. Persis apa yang disampaikan oleh Imam Al Ghazali, 'hal yang paling ringan untuk ditinggalkan adalah panggilan ini". Karena kita masih punya kuasa untuk menolak atau bahkan melalaikan panggilan harian ini.

    Suatu saat nanti ada panggilan yang memang dipaksa dan tidak bisa kita meninggalkan lagi, apabila waktunya telah tiba panggilan itu adalah panggilan terakhir yang mau tidak mau kita harus menerima nasib terpanggil dengan keadaan sesuai dengan keadaan yang disiapkan.

    Marilah Gito-gito kepada sesuatu yang sangat penting yang menentukan kehidupan kita jauh ke depan yakni kehidupan di akhirat jangan hanya  Gito-gito untuk panggilan kehidupan di dunia.

Kehidupan dunia adalah kesenangan yang melalaikan.

Mari menuju hidup yang lebih baik.

feature ringan

  Veteran Pramuka Moyudan “Tersesat Bahagia” di Magelang Hari itu Sabtu, 25 Oktober 2025, pagi yang sedikit mendung di Pedaran jadi saksi se...